Mardigu Wowiek Prasantyo - Saya memiliki sahabat yang sekarang menjadi guru besar di salah satu sekolah kampus misouri. Dia mengajar di sana. Kampus kecil namun dia memiliki ilmu yang beda, yang pasti beliaulah orang yang paling berkontribusi besar dalam pikiran saya akan ilmu baru paska Keynesian.
Dia saya biasa panggil dengan nama kecil mike, mike Hudson.
Kita tahu sekali bagaimana amerika akan menjadikan negaranya besar dengan cara “memelihara” orang pintar dan membiayai research development banyak bidang keilmuan.
Ada 2 mahzab utama dalam ekonomi. Mereka yang memuja IMF dan world bank. Yang kedua adalah mereka yang memuja wallstreet.
Kita harus menyadari lagi satu hal, wallstreet bukan bursa efek. Bursa itu newyork stock exchange lalu ada Nasdaq, atau Chicago board untuk komiditi. Itu bursa. Kalau wallstreet adalah tempat uang buat uang, ada high field fund, ada private equity fund, ada venture capital ada banyak paket paket produk investasi where money make money.
Ada money market, ada interest market ada capital market, anda sebut lah!!
China Negara kedua terbesar di dunia dalam ekonomi saja belum punya wallstreet, apa lagi Indonesia.
Kita semua tahu bahwa 60% uang dunia bersentral di wallstreet. IMF dan World bank ngak ada apa-apanya, apa lagi BI, apalagi bank mandiri jauuuuuuhhhhhh.
Pemuja IMF dan world bank yang terbanyak adalah pejabat Negara seperti menteri atau pejabat tinggi lainnya, setelah keynessian 2008 berlalu ( harsunya) pada masih belum sadar bahwa agama ekonomi mereka “fail”. Sayang mereka cinta buta padahal dunia bergeser dengan cepat dalam hal keuangan. Suatu hari mereka pasti melongo, wondering what happen tidak tahu apa yang terjadi mengapa terlihat statistic naik tetapi semua orang ngak pegang uang.
Salah satunya karena ngak sadar bahwa ilmu mereka sudah ketinggalan jaman.
Tapi namanya berkuasa ya harus terlihat pinter dan terlihat ada progress, jadi paling “main di statistic”. Biar kelihatan “bener”.
Statistic seperti apa?
Maka ada lembaga rating favorit IMF dan world bank bernama moodys atau S7P standar and poors. Mereka merating Negara, lalu di beri nilai invetasi BBB lalu naik ratingnya jadi B+. maka dengan rating membagis versi moody maka investor akan masuk. Masuk kemana? Kata siapa akan masuk?
Yang masuk malah china yang gak pakai moodys. Lalu yang pakai moody siapa?
Ngak ada!!!
Karena uang yang 60% di dunia ngumpul di wallstreet ratingnya lain. Wallstreet memiliki cara merating sendiri. mereka akan tanya, rating sebuah Negara katakana Indonesia ke JP morgan, apa rating Indonesia?
Lalu tanya ke Goldman sach apa rating Indonesia?
Tersering statistiknya berlawanan dengan moodys. Rating turun di JP morgan, investor wallstreet ya ngak bakal masuk ke Negara tersebut.
Ini yang saya katakan “bisa terlihat keren dengan data statistic ” karena sebenarnya kalau indikasi nya di pakai cara lain melihatnya bisa 180 derajat berlawanan.
Lalu siapakah Guru ekonomi dunia setelah Keynesian lewat? Sebentar kita lanjutan dalam seri di buku yang akan segera terbit. Sudah baca buku “mana NKRI mu bung”?..baca deh
# peace
Belum ada tanggapan untuk "Sang Guru Ekonomi Baru"
Posting Komentar