Ada bebarapa fenomena menarik tentang pertukaran energi di alam semesta ini. Dalam kesempatan yang berbahagia ini ijinkan saya membahas tentang pertukaran energi yang terkait dengan kegiatan manusia dalam sebuah usaha, jasa, jual beli yang melibatkan materi dan energi didalamnya. Ada beberapa sahabat yang mungkin masih memepertanyakan tentang baik mana antara memberikan sesuatu itu dengan menjual yang ditukar dengan pembayaran atau membeir Cuma-Cuma dengan gratis tanpa meminta pembayaran/ganti rugi.
Kita sudah memahami semua bahwa alam semesta ini terdiri dari energi, berbahan dasar energi. Materi sebenarnya adalah energi yang terkompresi/memadat. Salah satu hukum semesta menyatakan bahwa energi itu terus bergerak/tidak pernah berhenti. Berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain silih berganti. Jumlah energi itu bersifat konstan atau tetap, walaupun berubah, perubahan itu akan mewujud dalam bentuk energi yang lain. Atau dengan bahasa yang lebih sederhana energi tidak ada yang hilang, bersifat kekal. Kekal dalam artian tidak sama dengan kekekalan Tuhan.
Saya sering menuliskan dalam status-satatus sebelumnya bahwa di alam semesta itu tidak ada yang gratis. Semua harus kita tukar dengan energi yang lain. energi itu bukan milik kita, energi itu ada yang punya, ada yang menciptakan yaitu Tuhan. Namun karena Tuhan itu Maha pemberi, ada sebagian dari kita yang diberikan secara gratis yaitu tubuh kita sendiri. Dengan Tubuh kita itulah kita diberikan modal utama untuk menggerakan materi dan energi sesuai apa yang kita kehendaki. Tentunya untuk menggerkan itu harus mematuhi hukum Tuhan yang telah diciptakan yang inheren atau bersatu dengan materi atau energi tersebut.
Oke sekarang kita masuk kedalam pembahasan inti kita tentang berbayar atau gratis. Untuk mempermudah pembahasan ini saya akan memberi contoh dengan fenomena jual beli barang. Misalnya saya menjual kendaraan kepada anda seharga 250 juta. Mobil seharga 250 juta tersebut ternyata bukan hanya besi saja sehingga harganya bernilai segitu. Pasti ada biaya untuk membuat seonggok besi menjadi kendaraan yang indah. Mulai dari biaya pembuatan, tenaga kerja, ijin produksi, bahan baku, distribusi dan lain sebagainya.
Maka seseorang untuk menukar mobil itu harus mengeluarkan uang sebesar harga mobil tersebut. Uang dari seseorang itu sebelumnya adalah dari usahanya, atau dari energi yang dikeluarkan dari bekerja atau menjual jasa. Maka disinilah terjadi pertukaran energi itu. walaupun wujudnya adalah uang kertas, namun didalam uang kertas itu ada nilai energi sebesar 250 juta sehingga setera dengan kendaraan yang dibeli. Dalam peristiwa ini terjadi pertukaran energi yang sempurna, karena kedua belah pihak saling menerima dan tiada yang dirugikan sedikitpun.
Itu adalah pertukaran dengan jual beli yang sempurna. Bagaimana seandainya anda memberikan mobil itu secara gratis kepada seseorang dengan jumlah yang sama senilai 250 juta cash. Dalam pandangan awam seolah orang yang anda beri kendaraan itu menerima dengan gratis, padahal tidak. Bagaimana cara menjelaskannya?
Ada dua kemungkinan untuk menjelaskan hal itu. jika anda memberikan kendaraan itu gratis, maka anda sebagai pemberi tidak kehilangan apapun. Secara fisik kendaran anda berpindah tangan ke orang lain, namun secara energi nilai/value nilai energi anda tetap aman tersimpan menjadi energi di alam semesta. Bahkan bukan hanya tetap, namun malah bisa bertambah. Untuk masalah bertambah nilai ini akan saya jelaskan berikutnya.
Bagaimana dengan energi orang yang diberi? Apakah juga tetap? Oh tidak! Energinya pasti berubah…..jika yang menerima itu memepunyai simpanan energi di alam semesta, maka energi yang ada dialam semesta itu berkurang senilai 250 juta. Dari mana energi itu? dari kebaikan yang selama ini di simpan di alam semesta yang belum sempat dicairkan. Contoh kongkritnya adalah mislanya ada orang yang waktu mudanya bersabar, sering membantu orang, dimasa tuanya tiba-tiba dapat bedah rumah, dapat haji gratis, anaknya dapat beasiswa dan lain-lain masih banyak contohnya.
Contoh diatas itu orang lain tidak menyangka, atau tidak berkehendak mendapatkan kendaraan senilai 250 juta. Nah bagaiman kasusnya jika anda dengan sengaja meminta kepada seseorang secara gratis kepada orang lain? Pasti anda tidak diberi bukan hehehe…..atau anggap saja anda diberi dengan merengek-rengek. Bagaimana perubahan energinya….jika anda benar-benar diberi kendaraan itu, maka semesta akan tetap menagih kepada anda senilai 250 juta. Walaupun secara fisik anda tidak berhutang kepada orang lain, namun secara energial anda berhutang di alam semesta. Ini berlaku juga untuk kasus –kasus yang kecil, contohnya minta ditraktir makan, minta oleh-oleh, minta dibantu urusannya, dan lain sebagainya.
Selanjutnya bagaimana jika barang/ kendaraan senilai 250 juta itu anda paksa rebut dari orang lain? misalnya merampok, mencuri, menipu dan lain-lain. Kalau kasusnya seperti ini ada beberap kemungkinan. Pertama bagi anda yang terkena peristiwa itu, alam semesta hendak menyeimbangkan energinya. Kemungkinan anda pernah berhutang kepada semesta senilai energi 250 juta. Jika anda di ikhlas maka energi anda itu hanya berkurang dengan nilai yang sama. jika anda tidak iklas, maka energi anda akan semakin berkurang karena sikap tidak menerima anda itu.
Dan jika anda tidak berhutang kepada semesta, maka walaupun kendaraan anda secara fisik hilang, namun secara energi masih tetap ada. Bahkan jika anda iklhlas anda akan diganti oleh Tuhan dengan mekanisme semesta yang lebih besar dari itu, karena rasa keihklasan anda itu. Disisnilah letak dari sisi ujian dari Tuhan kepada anda, apakah anda layak mendapatkan energi yang lebih besar dari itu. Disinilah menguatkan ungkapan bahwa semua kejadian itu baik dan sudah sesuai adanya. Tidak ada peristiwa atau kejadian yang tidak baik. Tergantung dari sudut pandang kita saja.
Atau yang lainya anda sebenarnya di lindungi oleh Tuhan karena kasih sayang dan kebaikan anda selama ini. Tuhan mengirim seseorang untuk menyelamatkan anda dengan cara kendaraan anda di ambil paksa oleh orang lain. misalnya jika kendaraan itu tidak di ambil orang, besoknya anda pergi sekeluarga mengendari kendaraan itu akan terjadi peristiwa tabrakan dan kecelakaan lainya. Untuk hal itulah, Tuhan menyelamtkan anda. Karena kendaraan senilai 250 juta tak sebanding dengan nyawa anda dan kelurga anda.
Bgaimana dengan pelaku? Sama saja secara fisik dia mendapatkan kendaraan itu, namun secara energial berhutang kepada semesta senilai 250 juta. Itu jika yang di ambil barangnya iklhas, jika tidak maka enrgi hutangnya bukan hanya samapai segitu tapi bisa bertambah banyak jika yang diambil marasa tersakiti atau terdzolimi. Inilah mengapa praktek mengambil hak orang lain dalam agama itu dilarang, itu hanya menggambarkan pertukaran energi belaka.
Ibaratnya pelaku kejahatan itu mengambil hak/
rezekinya terlebih dahulu, berhutang di alam semeata. Sehingga biasanya jika berusaha dengan cara yang halal susah untuk berkembang, karena jatah rezki menghalanginya, sudah di cairkan di awal. Dan baisanya alam semesta menagihnya bukan hanya harta atau usaha yang seret. Kebahagiaan, keberkahan, kesehatan juga akan terganggu. Baiak terjadi pada dirinya maupun keluarganya.
Kembali kepada kasus yang pertama tadi pihak yang memberikan secara gratis. Jika anda merasa senang dan iklas, serta bersyukur memberikan kepada orang lain, maka nilai energinya akan membesar belipat-lipat dengan rasa syukur yang anda pancarkan, ditambah dengan rasa bahagia dan syukur dari orang yang anda beri itu. bisa menjadi dua kali lipat, sepuluh kalilipat, tujuh ratus kali liapat, bahkan bisa lebih besar dari itu. tergantung dari persaan yang anda pancarkan dan orang yang anda beri tersebut. Disinilah makanya orang yang memebri itu secara energial bukan berkurang, namun amalah bertambah. Nabi Muhammad saw juga berkata bahwa tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang dibawah.
Yang di atas itu adalah contoh dari yang bersifat materi, sama halnya kasusnya juga yang bersifat jasa. Jasa apapun itu perlakuannya juga sama. mislanya anda membantu menyelesiakan urusan orang lain, menerapi orang lain, mengajar orang lain. semuanya akan dirubah kedalam bentuk energi di alam semesta yang kelak akan berubah menjadi materi sesuai dengan kebutuhan anda.
Dalam kasus jasa ini saya tertarik dengan kegiatan training, workshop, motivasi dan lain sebagainya. Bagus mana digratiskan atau dibayar? Waalaupun saya belum resmi jadi triner hehehe….namun saya banyak membuktikan kasus kasus kecil, mulai dari mengajar mengaji anak-anak, menjadi khatib jumat, menjadi guru les, atau menjadi guru disekolah tentunya. Di tambah juga dengan mengamati para guru-guru saya atau sahabat yang sudah menjadi trainer pemberdayaan diri.
Baik saya awali dengan yang tidak gratis/
berbayar. Bagaimana jika megadakan terinig/
membuka kelas dengan berbayar? Misalnya saya menbuka kelas pemberdayaan diri selama dua hari. Saya menetukan cost atau biaya sebesar 2 juta rupiah setip peserta. Bagaimana pertukaran energinya? Karena ini ranah keilmuan, yang mengarah kepada sebuah kepahaman yang berjung pada perubahan tingkah laku, maka akan sangat kompleks pembahasannya.
Mengapa? Karena melibatkan pelatih dan peserta. Ini banyak melibatkan ‘rasa’ yang akan merubah kepingan energi dialam semesta. Jika nilai kelas anda itu memang layak dihargai 2 juta, maka akan terjadi pertukaran energi ilmu anda dengan jumlah uang senilai 2 juta. Dan jika tidak sesuai, maka anda akan berhutang kepada semesta yang nilainya selisih dari keseimbangannya.
Disinilah uniknya saya tertarik membahas ini, karena bersifat sangat relatif. Jika peserta itu membayar 2 juta rupiah dan dia paham dengan ilmu yang anda ajarkan,kemudian bisa merubah sikapnya dari yang tidak baik menjadi baik, maka anda berhak mendapatkan nilai lebih dari 2 juta tersebut. Apalagi peserta ini kemudian mengajarkan kepada orang lain, dan orang lain juga berubah, maka nilai energi anda berkembang sangat pesat.
Jadi bagi saya tidak ada masalah anda mau menetapkan tarif berapapun, yang tepenting adalah anda memang layak dibayar senilai bidang yang anda jual. Jadi dengan memahami ini saya juga kurang sepakat bahwa seorang trainer itu hanya mementingkan nialai uang dalam mengadakan trainingnya. Karena banyak trainer-trainer yang tujuannya bukan hanya sekedar uang( walaupun banyak juga yang hanya copy paste materi orang lain hehehe…), namun tujuannya adalah berbagi manfaat kepada orang lain. Karena apa yang dia sampaikan hasil dari laku/ praktek yang sudah dia buktikan sebelumnya.
Saya juga mengamati banyak trainer-trainer yang berniali jual tinggi, namun uang/materi yang dia peroleh bukan hanya untuk pribadinya belaka. Sebagian dia gunakan untuk menyumbang ke pondok pesantren, rumah yatim, kegiatan social dan lain sebagainya. Nah disisi inilah sebenarnya nilai tambah energi yang mengembang tiada terduga-duga. Sehingga dengan niat yang tulus dan hasilnya dinikmati sesama makluk Tuhan yang lain, dia akan tetap laku dipasaran, walupun tarif yang dikenakan tinggi. Mengapa? Karena Tuhan akan terus mengirimkan peserta dari daerah amanapun yang satu frekuensi dengannya.
Bagaiman dengan yang bersifat gratis? Sang trainer akan tetap mendapatkan aliran energi semesta yang sangat besar nilainya. Dari mana? Dari pertukaran energi pesertanya. Jadi bagi anda yang mengikuti training/kelas secara gratis. Jangan dikira itu gratis hehehe…energi semesta anda akan anda tukar/berkurang dengan simpanan energi yang anda milki senilai dengan harga sang teriner. Namun jangan khawatir jika anda sungguh-sungguh dan megamalkan ilmunya, energi anda akan meyesuaikan kembali hehehe….
Biasanya salah satu yang di sesuaikan adalah tingkat kepahaman anda, karena sifatnya gratis anda jadi kurang antusias mengikuti kegiatan tersebut, sehingga kepahaman yang anda terima sangat minim. Atau anda tukar energi anda itu dengan yang lainya yang senilai dengan ilmu yang anda terima. Makanya salah satu cara agar energi anda seimbang kembali doakanlah kebaikan kepada triner anda itu. Doa anda kepadanya juga adalah energi yang sangat luar biasa, dan doa itupun akan kembali kepada anda.
Bagi triner aliran energi itu akan mengalir kepadanya dan tersimpan dalam bentuk energi yang siap untuk dicairkan, misalnya dia mempunyai usaha/bisnis penjualan barang A atau jasa B. saya berani memastikan usahanya akan kebanjiran order….mengapa begitu…? Sekali lagi itu karena aliran energi makna atas materi yang dia sampaikan di dalam kelas. Bisa juga hubungan keluarganya bahagia, sehat jasmani dan rohani, dam masih banyak lagi tentunya.
Setelah memahami ini saya sudah tidak lagi mempersoalkan apakah gratis atau berbayar, semuanya tergantung niat dan ketulusan hati masing-masing trainer/guru. Karena semua berujung kepada pertukaran energi yang sesuai, semua ada hukunya. Hukum energi Tuhan itu akan tetap kekal dan tidak akan salah membeir dan menerima. Yang terpenting itu mental kita adalah mental kaya, mental pemberi bukan mental gratisan hehehe…..
~ST~
Belum ada tanggapan untuk "Antara Berbayar dan Gratis, Mana yang Unggul?"
Post a Comment